"Beda Sikap Guardiola dan Gundogan Usai
Man City Ditahan Imbang Brighton"
Foto: Getty Images/Robbie Jay Barratt - AMA
Setelah Manchester City ditahan
imbang 2-2 oleh Brighton & Hove Albion di Etihad Stadium, reaksi dari
manajer Pep Guardiola dan kapten Ilkay Gundogan tampak berbeda.
Pep Guardiola: Tetap
Optimis
Guardiola memandang hasil
imbang ini dengan sikap positif. Ia menilai pertandingan berjalan ketat dan
mengakui bahwa timnya tengah menjalani proses yang menantang. Menurutnya, para
pemain telah memberikan segalanya di lapangan. Guardiola menekankan pentingnya
menjaga kepercayaan diri dan melanjutkan perjuangan di sisa musim ini.
Ilkay Gundogan: Rasa
Kecewa yang Mendalam
Di sisi lain, Gundogan tidak
dapat menyembunyikan kekecewaannya. Ia merasa frustrasi karena timnya gagal
meraih tiga poin meski dua kali unggul dalam pertandingan. Gundogan menilai
hasil imbang ini sebagai peluang yang terlewatkan, terutama dalam upaya mereka
mengamankan posisi di kompetisi Eropa musim depan.
Detail Pertandingan:
Naik Turun Emosi di Etihad
Pertandingan tersebut
berlangsung dengan intensitas tinggi. City membuka keunggulan melalui penalti
Erling Haaland pada menit ke-11, yang sekaligus menandai keterlibatan golnya
yang ke-100 di Premier League hanya dalam 94 pertandingan. Namun, Brighton berhasil
menyamakan kedudukan lewat tendangan bebas Pervis Estupiñán pada menit ke-21.
City kembali memimpin melalui gol Omar Marmoush di menit ke-39, tetapi gol
bunuh diri Abdukodir Khusanov pada menit ke-48 memastikan Brighton membawa
pulang satu poin.
Dampak pada Klasemen:
Persaingan Ketat Menuju Eropa
Hasil imbang ini membuat
Manchester City berada di posisi kelima dengan 48 poin, sementara Brighton
menempati posisi ketujuh dengan selisih satu poin. Situasi ini menambah ketat
persaingan untuk tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Guardiola menyebut sisa
sembilan pertandingan sebagai "sembilan final" yang harus dijalani
timnya dengan maksimal.
Perbedaan reaksi antara
Guardiola dan Gundogan mencerminkan dinamika dalam tim Manchester City saat
ini. Sang manajer memilih untuk tetap optimis dan fokus pada proses, sementara
sang kapten menunjukkan rasa urgensi untuk segera memperbaiki performa demi
mencapai target musim ini.